Kamis, 22 November 2012

Materi Sejarah semester 2


Materi sejarah kelas XI IPA semester 2
A.     Politik etis dan munculnya Golongan Terpelajar Indonesia
Pemerintah Belanda memulai Politik Etis itu pada tahun 1900-an yang ditandai oleh pengangkatan J.B Van Heutsz, sebagai Gubernur Jenderal (1904-1909) dengan penasehatnya Prof. C. Snouck Hurgronye, seorang ahli budaya dan agama yang terkenal.
1.      Trilogi Politik Etis
Isi Politik etis, sebagaimana yang dikemukakan Van Deventer merupakan Trilogi, yaitu irigasi (pengairan), emigrasi / transmigrasi (perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau yang lain), dan edukasi (pendidikan).
Politik balas budi yang dicerminkan dalam trilogi Politik Etis itu, menuru Van Deventer dengan pertimbangan sebagai berikut :
a.      Rakyat Indonesia hidup bertani, pemerintah Belanda harus membangun sarana irigasi.
b.      Rakyat Indonesia masih terbelakang, maka pemerintah harus menyebarluaskan penyelenggaraan pendidikan.
c.       Sehubungan dengan diberlakukannya Undang-Undang Agraria tahun 1870, rakyat Indonesia tidak leluasa lagi memperluas lahan pertaniannya di Jawa, karena itu pemerintah harus menyelenggarakan program ransmigrasi dari Jawa ke luar Jawa.
Sejak itu pemerintah Belanda memperogramkan penyebarluasan pendidikan, membangun sarana irigasi, dan tahun 1905 sejumlah orang Jawa dipindahkan keluar Jawa, antara lain ke Lampung dan Deli, Sumatra Timur.
Sebenarnya gagasan Politik Etis yang dicetuskan oleh Van Deventer sangat ideal. Apalagi dengan adanya prinsip mewujudkan kesejahteraan di Indonesia. Namun pada prakteknya dilapangan, penyelenggaraan Politik Etis diselewengkan oleh pemerintah Belanda seiring dengan kepentingan kolonial Belanda di Indonesia. Penyelewengan itu sebagai berikut :
a.      Pendidikan yang dilaksanakan hanyalah pendidikan tingkat rendah, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan akan pegawai rendahan, mandor-mandor atau peleyan-pelayan yang bisa membaca. Memeng kemudian dibuka sekolah-sekolah menengah, tetapi kebanyakan orang pribumi tidak mampu menikmatinya karena biayanya mahal.
b.      Irigasi hanya dibangun didaerah-daerah yang terdapat perkebunan milik Belanda,dan
c.       Transmigrasi ke luar Jawa, khususnya di Sumatera, hanya dimaksudkan untuk mempermudah pengusaha-pengusaha Barat di luar Jawa memperoleh tenaga kerja.
Dengan demikian Politik Etis yang dilancarkan Van Deventer gagal dalam praktik dilapangan karena pemerintah Belanda tidak memiliki itikad baik untuk menyejahterakan pribumi.
2.      Edukasi dan masa depan Indonesia
Politik Etis yang dicetuskan kaum etis dalam prakteknya telah diselewengkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Tetapi bangsa Indonesia tetap memperoleh keuntungan. Program edukasi yang dilaksanakan oleh Belanda mampu menumbuhkan golongan terpelajar di Indonesia.
Begitu program Politik Etis mulai dilaksanakan, dibukalah sekolah-sekolah. Untuk anak-anak bumi putera kalangan bawah didirikan Sekolah Dasar Bumi Putra kelas dua (de Tweede Klasse), sekolah yang lama pendidikannya lima tahun ini biayanya sangat mahal. Untuk anak bumi putra kelas menengah didirikan Sekolah Dasar Bumi Putra Kelas Satu (de Eerste Klasse), sekolah ini lama pendidikannya juga lima tahun. Namun, karena Van Heutsz dinilai kurang bermutu dalam bahasa Belanda, maka masa belajarnya diangkat menjadi enam tahun. Untuk anak Eropa didirikan sekolah khusus, yaitu ELS (Europese Lagere School).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar